Ya, mengerti tentangmu.
Tidak mudah untuk beradaptasi dengan kata "mengerti", apalagi itu tentang kamu. Saya yakin kamu pasti sudah tidur sekarang. Mengingat apa yang kamu katakan bahwa akhir-akhir ini kamu sudah sering cepat tidur. Itu bagus untuk kamu. Tapi, saya yang tidak bisa tidur akhir-akhir ini. Daripada saya guling-guling sana-sini tanpa penjelasan di atas tempat tidur, lebih baik saya menulis ini. Menulis tentang kamu.
Apa yang kamu pikirkan tentang saya akhir-akhir ini? Sesuatu yang lain kah? Kalau saya yang jawab, saya akan mengatakan kalau saya memang sedikit lain. Saya sudah bisa menerima hal-hal yang saya inginkan dari kamu tapi tidak bisa kamu penuhi. Dan, saya sudah tidak cemburu lagi karena saya percaya dengan kamu.
Saya mengerti kamu.
Mengerti kamu dan mengerti kamu.
Selain mengerti tentangmu, masih adakah yang lain yang bisa saya berikan? Jika ada, katakan saja. Saya hanya bisa tertawa. Tertawa karena mengapa tidak dari dulu saja saya langsung bisa mengerti kamu. Tapi, hidup punya cerita tersendiri agar manusia bisa merasakan apa itu maknanya "membekas". Saya ingin ada yang membekas pada diri saya. Dan proses yang selama ini saya jalani hampir dua tahun ini, yang sudah menjadi konflik di antara kita, yang selalu menjadi ketakutan bagi saya, yang selalu.....yang selalu......dan yang selalu....., menjadi bekas bagi saya sampai kapan pun.
Saya sangat berterima kasih kepada kamu karena kamu punya kekuatan untuk bersabar menghadapi saya di saat orang-orang lain langsung memilih meninggalkan saya karena segala kekurangan saya. Apalagi yang bisa saya lakukan selain mengerti akan dirimu?
Sekarang, saya merasa--mungkin kamu juga begitu--lepas bebas untuk bercerita tentang orang-orang yang pernah singgah dalam hidup kita. Bukan seperti dulu saat kamu begitu tidak mengerti harus bersikap dan berkata apa jika salah satu di antara mereka yang pernah mengisi hidupmu tiba-tiba hadir kembali di saat saya sudah menjadi bagian dari hidupmu. Saya mengerti saat itu pasti tidak ada sedikit pun keinginanmu untuk menyembunyikan masa lalu dari saya. Kamu hanya ingin menjaga perasaan saya karena saya adalah perempuan pecemburu (buta).
Saya sangat menikmati pembicaraan kita tadi. Sungguh tanpa rasa cemburu. Yang ada hanya bahagia karena tidak ada rasa terpaksa untuk bercerita. Saya berharap ini bisa saya pertahankan. Begitu juga kamu jika saja tiba-tiba justru kamu yang menjadi pecemburu. Tapi, saya yakin kamu tidak seperti itu karena kamu percaya saya.
Kita sibuk. Sibuk dengan dunia masing-masing dan saya sudah mengerti. Pilihan saya untuk membiarkan kamu larut dengan duniamu adalah tepat. Sekali lagi saya katakan, saya sudah mengerti.
Katamu: Jalani saja!
Tidak mudah untuk beradaptasi dengan kata "mengerti", apalagi itu tentang kamu. Saya yakin kamu pasti sudah tidur sekarang. Mengingat apa yang kamu katakan bahwa akhir-akhir ini kamu sudah sering cepat tidur. Itu bagus untuk kamu. Tapi, saya yang tidak bisa tidur akhir-akhir ini. Daripada saya guling-guling sana-sini tanpa penjelasan di atas tempat tidur, lebih baik saya menulis ini. Menulis tentang kamu.
Apa yang kamu pikirkan tentang saya akhir-akhir ini? Sesuatu yang lain kah? Kalau saya yang jawab, saya akan mengatakan kalau saya memang sedikit lain. Saya sudah bisa menerima hal-hal yang saya inginkan dari kamu tapi tidak bisa kamu penuhi. Dan, saya sudah tidak cemburu lagi karena saya percaya dengan kamu.
Saya mengerti kamu.
Mengerti kamu dan mengerti kamu.
Selain mengerti tentangmu, masih adakah yang lain yang bisa saya berikan? Jika ada, katakan saja. Saya hanya bisa tertawa. Tertawa karena mengapa tidak dari dulu saja saya langsung bisa mengerti kamu. Tapi, hidup punya cerita tersendiri agar manusia bisa merasakan apa itu maknanya "membekas". Saya ingin ada yang membekas pada diri saya. Dan proses yang selama ini saya jalani hampir dua tahun ini, yang sudah menjadi konflik di antara kita, yang selalu menjadi ketakutan bagi saya, yang selalu.....yang selalu......dan yang selalu....., menjadi bekas bagi saya sampai kapan pun.
Saya sangat berterima kasih kepada kamu karena kamu punya kekuatan untuk bersabar menghadapi saya di saat orang-orang lain langsung memilih meninggalkan saya karena segala kekurangan saya. Apalagi yang bisa saya lakukan selain mengerti akan dirimu?
Sekarang, saya merasa--mungkin kamu juga begitu--lepas bebas untuk bercerita tentang orang-orang yang pernah singgah dalam hidup kita. Bukan seperti dulu saat kamu begitu tidak mengerti harus bersikap dan berkata apa jika salah satu di antara mereka yang pernah mengisi hidupmu tiba-tiba hadir kembali di saat saya sudah menjadi bagian dari hidupmu. Saya mengerti saat itu pasti tidak ada sedikit pun keinginanmu untuk menyembunyikan masa lalu dari saya. Kamu hanya ingin menjaga perasaan saya karena saya adalah perempuan pecemburu (buta).
Saya sangat menikmati pembicaraan kita tadi. Sungguh tanpa rasa cemburu. Yang ada hanya bahagia karena tidak ada rasa terpaksa untuk bercerita. Saya berharap ini bisa saya pertahankan. Begitu juga kamu jika saja tiba-tiba justru kamu yang menjadi pecemburu. Tapi, saya yakin kamu tidak seperti itu karena kamu percaya saya.
Kita sibuk. Sibuk dengan dunia masing-masing dan saya sudah mengerti. Pilihan saya untuk membiarkan kamu larut dengan duniamu adalah tepat. Sekali lagi saya katakan, saya sudah mengerti.
Katamu: Jalani saja!
--Saya ingin membekas dan ingin selalu..
No comments:
Post a Comment