Friday, December 31, 2010

John Otway - Delilah - The Otway Sings Jones EP




01 - Delilah
02 - It's not Unusual
03 - Green Green Grass of Home (live from Harlow, Vegas)



Happy New Year to all my readers, posters and lurkers, all a bit frantic here, so just the one upload, hope everybody has a great new year.


John Otway

Thursday, December 30, 2010

Century


Mulut saya berdarah lagi. Padahal saya hanya mengunyah makanan lembut. Tahukah bagaimana rasa darah? Untuk yang satu ini saya tidak bisa mendeskripsikannya bagaimana rasa darah itu. Yang pasti, tidak enak. Membuat perut saya mual.

Saya baru saja menyelesaikan membaca novel “Century”. Novel fantasi yang membuat saya bingung. Bukan, maksud saya sulit memahaminya. Butuh sampai tiga kali saya mengulang membaca novel ini hingga akhirnya saya paham seperti apa ceritanya. Isi ceritanya yang mustahil terjadi di alam manusia membuat saya sangat terpukau di bagian akhir cerita. Sangat terpukau. Apa sebab? Saya sudah mengatakan kalau saya butuh tiga kali mengulang membaca novel ini baru saya bisa paham. Ceritanya tidak bisa saya tebak mau dibawa ke mana. Makanya saya katakan bagian akhir ceritanya itu membuat saya terpukau karena tidak terpikirkan oleh saya akan seperti itu. Akhir ceritanya sangat sederhana. Mungkin sanking sederhananya membuat saya terpelongo saat membacanya.

Sarah Singleton
Saya suka sekali novel ini. Novel karya Sarah Singleton yang begitu terasa suasana gothic-nya. Saya penasaran dengan visualisasinya jika novel ini diangkat menjadi film. Apakah ada filmnya? Saya ingin sekali menonton jika memang sudah ada filmnya. Sepertinya ini cerita di abad victoria yang begitu klasik. Gara-gara membaca novel Century, saya langsung jatuh cinta dengan Sarah Singleton. Century adalah novel anak-anak pertama yang ditulis Sarah Singleton, seorang jurnalis dan penulis fiksi berdarah Inggris, yang sebelumnya dikenal sebagai penulis novel dewasa, The Crow Maiden (2001) dan novella, In The Mirror (2001). Selain Century, penulis kelahiran tahun 1966 ini telah menulis dua buku anak-anak lain, yaitu Heretic (2006) dan Sacrifice( 2007). Century yang diterjemahkan Poppy Damayanti Chusfani dan diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama ini telah memenangkan Booktrust Teenage Prize tahun 2005. Padahal Harry Pottrer-nya J. K. Rowling saja belum sedikit pun saya sentuh. Century juga menceritakan sihir, tapi tidak sedahsyat di Harry Potter. Dengan kesederhanaan penceritaannya itu lah saya menjadi takjub.

Novel Century dibuka dengan adegan penemuan sebuah buku bersampul kulit merah dalam sebuah peti di sebuah rumah yang telah ditinggalkan penghuninya selama beberapa dekade dan saat itu sedang direnovasi. Tidak jelas siapa narator yang menceritakan penemuan buku itu. Mungkin, Sarah Singleton sendiri, mengingat penemuan buku yang terdapat pada bagian prolog ini diceritakan menggunakan perspektif orang pertama. Setelah prolog, tidak ada lagi bagian novel yang menyinggung si "aku" ini.

Di cover novel tersebut ada gambar seperti sebuah rumah tua di zamannya. Itu lah rumah mereka yang dipenuhi oleh sihir. Tinggal lah seorang laki-laki sebagai ayah, dua orang anak perempuan dan satu orang pembantu yang mengasuh dua anak perempuan itu. Kebiasaan mereka sangat berbeda dengan manusia lainnya yang tinggal di sekitar. Di saat orang lain tidur di malam hari, mereka justru menganggap itu lah pagi hari mereka. Jika malam sudah mulai turun, pembantu mereka akan membuka gorden-gorden rumah pertanda pagi sudah datang. Mereka mengatakan sarapan di saat malam hari, bukan di pagi hari seperti manusia normal lainnya. Kemudian juga anak-anak perempuan itu belajar di tengah malam (seperti homeshooling), bermain-main di taman rumah mereka pada jam di mana orang sedang lelapnya tertidur, dan aktifitas lainnya. Pada saat pagi menjelang, pembantu mereka akan menurunkan kembali gorden-gorden rumah besar mereka itu dan menyuruh anak-anak untuk segera tidur. Itu lah malam hari mereka di saat manusia lainnya bangun dari tidur mereka.

Apa yang sebenarnya terjadi di rumah itu sehingga jadwal aktifitas mereka harus bertolak belakang dari manusia lainnya? Dan bagaimana akhir ceritanya yang saya katakan membuat saya terpukau? Baca saja!


Judul buku: Century
Penulis: Sarah Singleton
Penerjemah: Poppy Damayanti Chusfani
Terbit: Cetakan Pertama, Juli 2007
Tebal: 248 hlm; 20 cm
Genre: Science Fiction & Fantasy
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama




Harga aslinya saya kurang tahu karena saya beli di bazar buku yang hanya Rp. 10.000,-
Asik...asik...asik...

filosofi coklat


Siapa bilang coklat itu manis dan lengketnya bisa memukau emosi? Siapa bilang coklat itu pahit? Siapa bilang coklat itu makanan yang enak dan terasa nikmat jika ada yang memberi dengan gratis? Siapa bilang coklat itu hanya sekedar cemilan apalagi kudapan? Siapa bilang coklat itu simbol kasih sayang bagi siapa pun? Siapa bilang coklat itu sebagai obat penenang? Siapa bilang coklat itu misterius dan menghanyutkan? Siapa bilang coklat itu adalah persahabatan dan juga penderitaan? Siapa bilang coklat itu bisa bikin sakit perut? Siapa bilang coklat itu pilihan yang tepat untuk memanjakan diri sendiri? Siapa bilang coklat itu adalah ini dan coklat ini adalah itu? Siapa bilang?

Tidak selamanya coklat itu manis dan lengketnya bisa memukau emosi. Tidak selamanya coklat itu pahit. Tidak selamanya coklat itu makanan yang enak dan terasa nikmat jika ada yang memberi dengan gratis. Tidak selamanya coklat itu hanya sekedar cemilan apalagi kudapan. Tidak selamanya coklat itu simbol kasih sayang bagi siapa pun. Tidak selamanya coklat itu sebagai obat penenang. Tidak selamanya coklat itu misterius dan menghanyutkan. Tidak selamanya coklat itu adalah persahabatan dan juga penderitaan. Tidak selamanya coklat itu bisa bikin sakit perut. Tidak selamanya coklat itu pilihan yang tepat untuk memanjakan diri sendiri. Tidak selamanya coklat itu adalah ini dan coklat ini adalah itu. Tidak selamanya.

Dibutuhkan waktu untuk merasakan kalau manis dan lengketnya coklat bisa memukau emosi. Dibutuhkan waktu untuk memahami kalau coklat itu ada juga yang pahit. Dibutuhkan waktu untuk membayangkan sepertinya coklat itu makanan yang enak dan terasa nikmat jika ada yang memberi dengan gratis. Dibutuhkan waktu untuk berfikir bagi beberapa orang yang menganggap coklat itu hanya sekedar cemilan apalagi kudapan. Dibutuhkan waktu untuk tertawa karena ada yang mengatakan coklat itu simbol kasih sayang bagi siapa pun. Dibutuhkan waktu untuk tenggelam sejenak bagi mereka yang mengigau kalau coklat itu sebagai obat penenang. Dibutuhkan waktu untuk mencari tahu apakah benar coklat itu misterius dan menghanyutkan. Dibutuhkan waktu untuk menangis berdua hanya untuk membisikkan kalau coklat itu adalah persahabatan dan juga penderitaan. Dibutuhkan waktu untuk bertanya kepada ahli kesehatan apakah mungkin coklat itu bisa bikin sakit perut. Dibutuhkan waktu untuk berkhayal bagi para perempuan kalau coklat itu pilihan yang tepat untuk memanjakan diri sendiri. Dibutuhkan waktu untuk mengatakan kalau coklat itu adalah ini dan coklat ini adalah itu. Butuh waktu.



--Romo, Yuni ingin makan coklat dan ice cream Conello, bukan Magnum.

benci janji

Saya sedang membenci janji.
Entah mengapa begitu manis didengar saat pertama kali.
Mungkin air mata bahagia pun akan mengalir karena mendengar janji.




..dan mengapa harus a
da janji??


#5 Dear Romo..

Dear Romo..

Tidak biasanya surat ini Yuni tulis di jam segini. Tidak ada alasan khusus. Hanya sedang ingin saja, Romo.

Malam ini malam tahun baru. Seperti malam-malam tahun baru sebelumnya, Yuni memang tidak pernah ke mana-mana. Hanya di rumah. Bukan sesuatu yang penting untuk menghabiskan malam di luaran sana. Bukan karena tidak ada teman atau apa, tapi karena itu tidak penting. Jadi, malam tahun baru kali ini akan Yuni habiskan di kamar dengan menonton film dan membaca literatur yang belum terselesaikan sambil mulai aktif kembali menulis buku harian per 1 Januari 2011. Ide yang sangat baik, bukan? Hehehehe...

Tadi malam Yuni juga belum menulis, Romo. Baiklah, Yuni akui Yuni masih malas menulis, tapi tidak untuk malas membaca. Yuni sedang memulai untuk rutin kembali membaca majalah Horison yang sudah Yuni beli untuk dikoleksi dari dua tahun yang lalu itu. Dan Yuni memulai dari majalah Horison yang Romo berikan kepada Yuni dulu. Bercerita tentang in memoriam Mochtar Lubis. Yuni tahu siapa beliau. Hanya sekedar tahu. Tapi, setelah membaca beberapa esai dari para sastrawan mengenai beliau, Yuni jadi semakin tahu seperti apa sosok beliau. Jadi berpikir, mengapa tidak dari dulu-dulu saja Yuni rutin untuk membaca majalah Horison yang sudah menumpuk ini. Oh ya, setelah Romo pulang nanti, jangan lupa kita pesan majalah Horison ya, Romo.

Beberapa menit yang lalu, Yuni baru saja selesai ngobrol dengan "mereka" tentang Romo. Banyak yang Yuni obrolkan. Salah satunya adalah mengapa Yuni tidak bisa selingkuh di belakang Romo. Hahahaha... Itu cerita basi. Cerita yang lainnya lagi adalah mengapa Yuni sudah sangat berubah dari sebelum "bertemu" Romo dibandingkan dengan yang sekarang. Yuni masih belum percaya saja, Romo. Entah apa yang bisa membuat Yuni menjadi "sembuh" sejak bersama Romo. Oh, Romo..Yuni punya cinta yang hebat buat Romo, bukan buat yang lain. Hehehe...

Romo, perut Yuni sakit. Ada bau kentut di mana-mana. Hahahaha...
Justify Full

Cocteau Twins - Otherness




01 - Feet Like Fins
02 - Seekers Who Are Lovers
03 - Violaine
04 - Cherry Coloured Funk


Cocteau Twins

Youth Group - Shadowland




01 - Shadowland
02 - For The Night
03 - Waiting For A Bus


Youth Group

The Alarm - Raw




01 - Raw (Edit)
02 - Sixty Eight Guns
03 - Devolution Workin' Man Blues
04 - Sold Me Down The River



The Alarm

Wednesday, December 29, 2010

Madder Rose - Car Song




01 - Car Song
02 - Johnny Take A Ride
03 - The Widow Song
04 - Holiday



Madder Rose

Babyshambles - Albion




01 - Albion
02 - Do You Know Me


Babyshambles

Sunscreem - Broken English (CD2)



01 - Broken English (7' Extended)
02 - Broken English (Distorted English)
03 - Broken English (Slam Sub Dub)
04 - Love U More (Heavy Club)


Sunscreem

Interpol - Obstacle 1 (Arthur Baker Remix)




01 - Obstacle 1 (Arthur Baker's Return to New York Mix - Edit)
02 - Obstacle 1 (Arthur Baker's Return to New York Mix)
03 - Obstacle 1 (Radio Edit)


Interpol

Athlete - Beautiful




01 - Beautiful
02 - On and On
03 - Beautiful (Performed by Fonda 500)


Athlete

Sparks - When I Kiss You




01 - When I Kiss You (I Hear Charlie Parker Playing) (the beatmasters' radio edit)
02 - When I Kiss You (I Hear Charlie Parker Playing) (bernard butler's fashionable world of fashion mix)
03 - This Town Ain' Big Enough For The Both Of Us (bbc session - acoustic piano version)
04 - When I Kiss You (I Hear Charlie Parker Playing) (the beatmasters' full-blown dub)



Sparks

The Chemical Brothers - It Began In Afrika




01 - It Began In Afrika (Radio Edit)
02 - It Began In Afrika
03 - Hot Acid Rhythm 1


The Chemical Brothers

Sam Brown - With A Little Love




01 - With A Little Love
02 - Long Way Down
03 - Window People
04 - Dolly Mixture


Sam Brown

#4 Dear Romo...

Dear Romo...

Yuni demam, Romo. Masih pukul 01.21 wib dini hari dan di luar hujan rintik-rintik membanting diri ke atas seng dapur. Badan Yuni hangat yang seharusnya dingin. Bibir Yuni kering yang seharusnya lembab. Barusan pipisnya banyak, menandakan Yuni masih sehat-sehat saja.

Well, tadi sore kita ngobrol banyak sampai-sampai Yuni kesal karena pulsa Telkomsel-nya habis. Ngobrol banyak dengan cerita yang tiada putus. Mungkin kalau bukan karena Romo ingin melanjutkan membuat prakaryanya, pembicaraan kita tadi masih berlanjut sampai sekarang. Ah, tidak mungkin...tidak mungkin...hahahaha...

Sebentar, Yuni mau coba lihat situs tentang Inception Ending yang tadi Romo katakan. Tunggu ya, Romo.

Beberapa menit kemudian....................

Yang ini bukan situsnya http://www.inceptionending.com ?
Nanti-nanti saja Yuni baca.

Romo, sampai detik ini Yuni juga belum menulis. Tapi, Yuni sudah membuat konsep tentang apa saja yang ingin ditulis. Mungkinkah kepulangan Romo nanti akan mendapatkan tulisan yang banyak dari Yuni? Belum tentu karena sampai sekarang Yuni belum juga menulis.

Tinggal dua minggu lagi pengumuman sayembara novel Dewan Kesenian Jakarta. Yuni jadi resah gelisah. Saingannya hebat-hebat, tentu. Ini bukan tentang ambisi ingin menang, tapi belajar bagaimana bisa merasa ada di antara mereka-mereka yang hidupnya tidak bisa lepas dari sastra.

Romo, badan Yuni semakin panas saja ini. Sepertinya ini serius. Cepat pulang Romo. Kalau Romo ada di sini, Yuni hampir tidak pernah sakit. Coba Romo ingat-ingat, setiap Romo pergi pasti Yuni demam. Sakit yang begini sama seperti waktu Yuni kecil dulu saat Ayah pergi dinas luar kota, Yuni pun demam. Apakah Yuni dengan Romo seperti itu hubungan batinnya? Entahlah, Romo.

Yuni ingin istirahat saja. Cepat pulang ya Romo. Ya ya ya ya ya...

Mungkin saja itu mungkin


"Mungkin. Mungkin saja apa yang aku rasakan itu tidak mungkin. Tapi, aku yakin kalau rasa itu bisa saja menjadi mungkin. Rasa marahku yang selama ini mungkin karena mendengar bentakanmu, membuat aku menjadi bosan dan muak untuk terus-terusan berada di dekatmu. Mungkin saja aku yang ketus karena terbiasa oleh keseharianmu kepadaku yang juga ketus. Aku bosan. Sudah berulang kali aku katakan, mungkin dengan perginya aku dari hidupmu bisa membuat kamu senang. Mungkin aku pun akan lebih senang. Tapi, aku belum bisa pergi. Mungkin dua tahun lagi. Katakan kepadaku, apakah tidak mungkin suatu saat nanti kita tidak akan saling bicara. Aku percaya itu mungkin terjadi karena aku tidak suka berbicara denganmu lagi. Tidak mungkin kamu mencariku jika aku pergi. Tidak mungkin. Aku akan pergi untuk mendapatkan 'mungkin-mungkin'ku yang sudah kamu campakkan.."

sekelebat yang Hebat


Bagaimana bisa aku berpikir seperti itu? Oh, bisa saja sayang. Bagaimana? Kamu tidak perlu berlari, hadapi saja.

Hari-hari dilewati dengan bisik sana bisik sini, baca ini baca itu, dengar ini dengar itu, dan..kamu. Oh, siapa yang peduli kalau aku selalu bersama kamu. Ternyata banyak yang peduli walau dengan ekspresi, "yeah..you always together!".

Dalam satu ruangan yang sama, kita mampu hanya diam-diam saja. Tanpa ada pertengkaran karena didiamkan. Kita mampu itu. Setelah beberapa lama baru kita tersadar kalau kamu dan aku masih bersama dalam satu ruangan. Hening.
Pada saat tidur, siapa yang bisa terlebih dahulu memejamkan mata dan langsung tak sadar karena sudah masuk ke alam mimpi, maka dialah pemenang. Tapi itu tidak terjadi di antara kita karena kita susah tidur bersama. Tidak ada yang mau memejamkan mata. Akhirnya, kita keluar dari kamar mencari perangsang tidur masing-masing.

Aku membuatmu minuman petang sebagai penghantar senja ke peraduan. Kuberi gelas minumanmu untukmu. Kuambil gelas minumanku untukku. Kita minum bersama. Menikmati minuman senja tanpa kata. Hanya desahan, "hmmm....nice!". Kemudian diam lagi seperti tidak terjadi apa-apa barusan.

Aku tidak suka menonton TV. Aku hanya duduk menghadapi TV yang sudah aku matikan. Tiba-tiba kamu datang memberiku kejutan. Kejutan sebuah senyuman yang hanya boleh untukku seorang. Kita duduk bersama menghadapi TV yang mati. Tapi pikiran dan perasaan kita tidak mati. Diam seribu bahasa padahal di dalam hati saling berkata.

"Jangan pernah pergi ya.."
"Iya."
"Aku sudah sembuh, beibh."
"Aku tau."
"Aku jadi hebat."
"Kamu memang hebat kok, tapi kamu baru taunya sekarang."


Diam lagi. Masih tetap bersama karena tidak akan ada lagi yang pergi.



---kebersamaan itu tidak akan pernah mati, katamu.

Suck it = Sakit ???

Apa judulnya? Tidak tau? Saya juga tidak tau. Tadi kenapa bilang tentang itu? Oh, cuma ingin tau saja. Saya belum menguasai yang bagian itu jadinya saya belum bisa cerita. Ah, yang benar? Masak iya sih? Bagus dong kalau memang faktanya begitu. Jarang-jarang lho ada yang seperti itu. Wah, kalau saya sih ambil yang hari Sabtu saja. Katanya ramai. 'Kan seru kalau ramai. Hahahaha.. Eh, tidak kok. Saya serius lho. Pasti aman-aman saja. Sudah diatur semuanya. Oh ya, bagaimana jadinya? Tentang besoklah. Oh bisa ya? Ok deh. Jangan lupa ya. Bye!

sendiri, itu maunya saya.


Saya ingin sendiri. Tidak bisa terus-terusan seperti ini hidup satu atap tapi saya selalu takut. Saya takut dengan kamu. Saya tidak nyaman dengan kamu. Makanya saya ingin lepas dari kamu.

Kalau sekarang ini saya sudah punya pegangan untuk bisa kabur, mungkin sekarang saya sudah kabur. Saya tidak peduli dosa dari kabur itu. Yang saya tau, saya harus lepas dari kamu karena kamu adalah penderitaan bagi saya.

Saya sudah capek hidup dengan kamu tanpa ada bahagia yang saya rasa. Saya paling benci kalau tertawa bersama denganmu. Itu bukan tawa abadi. Itu tawa untuk permulaan dari bencana di rumah ini. Lebih tepatnya, itu adalah sebagai pertanda.

Pusing saya menghadapi marahmu saat saya minta uang untuk kebutuhan saya. Tidak banyak yang saya minta. Hanya Rp. 50.000,- saja sudah membuat kamu menampar saya. Kalau memang tidak mau memberi ya sudah. Tapi, bukan berarti dengan menampar saya juga.

Saya kecewa dengan kamu. Entah untuk apa kita hidup bersama. Saya jadi semakin benci dengan kamu. Sangat benci. Apalagi jika melihat sandiwaramu di depan para tamu, bagaimana kamu menunjukkan kalau kamu begitu perhatian kepada saya bahkan suaramu pun lembut. Sangat jijik saya melihatnya. Ingin saya ludahi saja wajahmu yang penuh kemunafikan itu.

Saya pasti akan lepas darimu. Saya pasti akan pergi darimu. Saya pasti akan bisa merasakan kebahagiaan yang saya mau dengan kesendirian saya, bukan denganmu. Saya yakin saat itu pasti akan datang.

Tuesday, December 28, 2010

Best Singapore Hotel Photos And Pictures Collections

The Pan Pacific Singapore Hotel in 800 deluxe guestrooms and suites providing some of the city's most spectacular views. The Pan Pacific Hotel won Executive Traveller's (UK) "Best New Hotel" award for 1990 .InterContinental Singapore Hotel Review From the lobby to the intricate wall tapestries and finally. InterContinental Singapore was first established in 1995 and located strategically in the heart of our local cultural hub, Bugis. There is always the 24-hour Fitness Centre on the third level, featuring a gymnasium, sauna, Jacuzzi and massage services. The Mandarin Orchard Singapore Hotel (formerly known as Meritus Mandarin hotel) stands in the heart of the main entertainment and shopping districts on fashionable Orchard Road. Raffles Hotel as a place one should visit in one’s lifetime – placing Raffles Hotel amongst the world renowned seven wonders of the world, alongside the Great Wall of China, Taj Mahal of India, Grand Canyon of the US and the Pyramids of Egypt.

Singapore Hotel WallpaperSingapore Hotel WallpaperSingapore Hotel WallpaperSingapore Hotel WallpaperSingapore Hotel WallpaperSingapore Hotel WallpaperSingapore Hotel WallpaperSingapore Hotel WallpaperSingapore Hotel Wallpaper

Yellow Rose Photos Collections & Yellow Rose Pictures

Yellow rose are the best way to express heart your emotions. Yellow rose in general, signifies energy and joy. Yellow rose is the symbol of love. yellow roses were discovered growing naturally in some parts of the Middle East. Beautiful Yellow Roses, Beautiful Yellow Rose Bouquet, Yellow roses Desktop Rose flower.

Yellow Rose WallpaperYellow Rose WallpaperYellow Rose WallpaperYellow Rose WallpaperYellow Rose WallpaperYellow Rose WallpaperYellow Rose Wallpaper

The Italy Vanice Canal Wallpapers And Pictures, Gallary

The muggy summer air cooks the canals and scrapes the paint and enamel from the city's finest pieces of art. This has - logically - spiked tourism in Venice. In Venice Italy, even the ambulances are waterborne. While Burano's fishermen were out on the lagoon, their wives would traditionally sit outside their coloured houses making lace. Visitors don't need to spend much time in Burano to see and photograph its main attraction: the colourful houses. The brightly-painted walls extend all through Burano, The standard of Burano's lace was very high, and the island became famous for its quality. The island's lace-making museum is one of Venice's civic museums and included in a joint ticket. There are many charming yards and squares where drying laundry adds to the general decorative gaiety of Burano.

Vanice Canal WallpaperVanice Canal WallpapeVanice Canal WallpapeVanice Canal WallpapeVanice Canal WallpapeVanice Canal WallpapeVanice Canal Wallpape

Sweden Winter Nature Scene Pictures Gallary Wallpapers

Sweden is having a beautiful cold, clear winter at the moment, with some of the best lake ice for years and temperatures from just below zero down to -30 or more. In this article we outline some basic advice for dressing for the cold – it is not necessary to spend a fortune on specialist equipment to keep warm. Winter is a wonderful time of year for a holiday in Sweden. It might be because of the cold and the darkness. During those few hours of daylight, the city is alive with action. People bundled up and out sightseeing. Even just enjoying the cold winter with a walk or a run. And the winter landscape couples Stockholm’s beautifully lit urban center with its natural scenery covered in snow and ice. Few things demonstrate this as a walk around Djurgården. Djurgården introduces you to Sweden’s natural environment while at the same time reminding you of its history. To take in the beautiful environment surrounded to the north by the frozen Djurgårdsbrunnsviken. You can pop into the various museums dotting the island such as the Vasa.
Sweden Winter Nature WallpaperSweden Winter Nature WallpaperSweden Winter Nature Wallpaper
Sweden Winter Nature WallpaperSweden Winter Nature WallpaperSweden Winter Nature WallpaperSweden Winter Nature Wallpaper

Blog Archive