Di sini lah aku menunggu-nunggu. Pergeseran waktu membuat aku semakin diam tak menentu. Simpang empat yang melelahkan jika kupandangi terus-menerus. Tapi, aku akui memang keramaian pada saat itu lah yang menjadi teman.
Sudah hampir setengah jam dari sejak pemberitahuan kalau kita akan bertemu. Belum juga datang-datang. Rasa yang dirasa menjadi campur baur. Haruskah begitu? Baiknya aku bisa menahan rindu yang sebentar lagi akan menetas. Rasakan pecahannya. Pasti menusuk-nusuk.
Lelah mata ini memandang simpang empat yang meraung-raung. Menunduk lah aku agar tidak cedera mata. Saat menunduk itu, ada suaranya.
: Yank!
Dia datang dan tersenyum padaku. Salah memang jika aku harus berlari. Jarak pisah hanya dua meter. Norak aku.
No comments:
Post a Comment