Wednesday, March 9, 2011

L

Rumahku rumah bercat putih. Tapi, ada hitam di dalamnya. Silakan buka pintu depan yang pertama. Jangan membisu saat kau lihat hanya lorong hitam berdinding kayu dua meter ke depan. Setelah sampai di ujung dua meter, jangan menggerutu jika kau disuruh memilih ke kanan atau ke kiri. Aku sarankan untuk ikuti apa hati berkata. Jika hatimu diam saja, paksa dia supaya berkata. Nah, apa yang kau pilih? Kiri? Baiklah. Aku tidak mengatakan kiri selalu neraka. Bisa saja tahun ini Tuhan berganti ide. Mungkin untuk perbaikan suasana. Jadi, jangan peduli apa kata mereka yang tak mengerti.

Setelah kau ke kiri, jangan lupa kau raba kembali lorong hitam berdinding kayu itu. Jangan kau pikir lorong itu hanya berakhir sampai di situ. Masih panjang lagi teka-teki yang harus kau pecahkan. Aha! Kau benar! Itu adalah Labirin. Mengapa? Kau merasa dijebak? Tidak. Aku tidak menjebak. Kau sendiri yang ingin datang ke rumahku. Dan, beginilah rumahku. Kau akan memasuki lorong yang panjang dengan ujung yang terkadang buntu. Jika kau menemui kebuntuan di ujung yang buntu, saranku adalah BERPIKIRLAH!

Sementara kau terus berjalan untuk mencari di ujung lorong mana pintu kamarku berada, aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu. Kamu tahu mengapa Labirin berbentuk seperti mirip tembikar? Ah, aku sedang tidak punya kata untuk menyebut kata gantinya. Kamu tahu? Baiklah. Begini saja. Kamu tahu mengapa Labirin berbentuk seperti gumpalan otak yang berlipat-lipat di dalam batok kepalamu itu? Menurutku karena Labirin menuntut untuk berpikir bagaimana memecahkan pikiran. Ya apa saja bisa dijadikan pikiran. Teka-teki, rasa penasaran, masalah, imajinasi, apalagi? Di Labirin kau disuruh memilih. Memilih dengan berpikir agar tidak salah. Jika salah, buntulah yang kau dapat. Jika benar, jalan terus belum tentu menjadi akhir cerita. Aku pikir bisa saja mengapa Labirin harus dibuat seperti isi dalam otak. Supaya kamu berpikir. Maka, sekarang gunakan terus otakmu dan berhentilah bertanya kepadaku!



Aku akan menunggumu di depan pintu kamarku. O ya, lorong hitam berdinding kayu di depan kamarku itu jika dari barat terlihat seperti huruf L. Cari saja.

No comments:

Post a Comment

Blog Archive