Ntah darimana datangnya rasa yang bisa membuat hati ini terhempas jauh tak tentu arah. Seperti angin yang tidak pernah tahu kemana harusnya dia berhembus dan dia pun merasa sepertinya tidak ada yang memerintahkannya harus pergi kemana. Kali ini saya sedang berdiri di tengah-tengah poros bumi yang tidak tahu sudah berputar berapa juta kali dalam hidupnya. Sayangnya saya tidak pernah peduli akan hal itu. Apa pun yang terjadi poros ini akan tetap berputar mungkin sampai suatu saat nanti akan berhenti dengan sendirinya tanpa ada alasan yang bisa saya mengerti bahkan oleh siapa pun. Tidak akan ada yang bertanya mengapa semuanya akan berhenti tanpa sebab karena mungkin mereka sudah jengah dengan apa yang selama ini mereka imajikan oleh semesta yang tidak jelas siapa yang punya. Bukankah mereka semua merasa sebagai pemilik semesta yang tak bertuan ini? Saya hanya tertawa disaat saya harus merasa mundur untuk tidak bergabung dalam barisan mereka yang tidak pernah saya kenal.
Satu kali putaran saja mungkin sudah membuat jutaan memori saya berputar-putar dalam ingatan saya yang sebentar lagi akan aus dimakan usia yang tidak pernah saya kenali seumur hidup saya. Saya ingin mengenal diri saya sendiri dan mereka yang ada di sana. Mereka yang ada di puncak yang tak bertuan atau di tempat tertinggi yang siapa pun bisa merasa punya. Hanya ada satu hal yang terpendam dalam diri saya yang saya tidak tahu ntah sampai kapan akan saya pendam. Bisa jadi semua akan berlalu begitu saja. Inginnya saya tertidur lama, jangan ada yang membangunkan dari mimpi saya yang bukan saya yang merajutnya. Saya bisa diam tanpa berkata-kata jika saya ingin keluar dari alam bawah sadar saya. Setiap pagi akan ada pertanda yang membangunkan saya untuk terus merayu saya agar saya tidak berubah pikiran menyerahkan nyawa saya kepada mereka yang tidak dijual di mana pun. Pertanda itu tidak akan pernah saya tahu apa itu sampai akhirnya pertanda itu sendiri yang datang ke hadapan saya dan menyembah-nyembah agar saya tidak melakukan hal yang bodoh.
Saya manusia bodoh yang tidak mungkin melakukan hal yang bodoh. Mereka semua mengalah karena ingin kalah, sementara saya ingin menang dengan bersenang-senang. Tidak ada dosa yang bisa menyentuh saya sekali pun saya binasakan semesta tak bertuan ini. Mungkin di dalam perjanjian ini hanya ada jarak yang tidak bisa dipisahkan oleh saya. Setiap jengkal punya ceritanya tersendiri dalam semesta tak bertuan ini. Saya ingin menorehkan segaris atau bergaris-garis cerita tentang saya yang akan melawan mereka dengan kekalahan. Tapi, tidak mudah karena musuh saya adalah saya sendiri.
Saya manusia bodoh yang tidak mungkin melakukan hal yang bodoh. Mereka semua mengalah karena ingin kalah, sementara saya ingin menang dengan bersenang-senang. Tidak ada dosa yang bisa menyentuh saya sekali pun saya binasakan semesta tak bertuan ini. Mungkin di dalam perjanjian ini hanya ada jarak yang tidak bisa dipisahkan oleh saya. Setiap jengkal punya ceritanya tersendiri dalam semesta tak bertuan ini. Saya ingin menorehkan segaris atau bergaris-garis cerita tentang saya yang akan melawan mereka dengan kekalahan. Tapi, tidak mudah karena musuh saya adalah saya sendiri.
No comments:
Post a Comment